Piala Aff, Alhamdulillah Menggema

 



Oleh. Hasbullah 

Dosen Univeristas Muhammadiyah Pringsewu

Mahasiswa Program Doktor Pasca Sarjana UIN Fatmawati Sukarno 


Sepak bola, adalah satu dari sekian banyak olah raga yang sering dipertandingkan dan bahkan ada even-even tertentu baik secara tempat dan waktunya. Ada Piala dunia, Piala Eropa,  Piala Asia, ASEAN Football Federation Championship (AFF), Liga Champions, Liga Uropa dan setiap negara pasti punya liga sepak bolanya masing-masing termasuk Indones dengan sebutan liga Idonesia. Olah raga rakyat sering juga disebut begitu, karena bisa dimainkan di mana saja. Di beberapa pelosok ada yang di mainkan di bawah pohon kelapa, ada juga dimainkan di sawah setelah dipanen padinya. Begitulah sepak bola, menjadi suatu instrument kekuatan bangsa dalam melahirkan persatuan dan kesatuan. 


Saat ini rakyat Indonesia sedang menikmati kebanggaan dengan tim nasional sepak bola yang sedang berlaga di kejuara AFF tahun 2021, dulu disebut piala Tiger dan piala Suzuki AFF.  Apapun sebutannya, jelasnya tahun 2021 ini Indonesia menjadi negara yang memiliki peluang untuk menjadi juara, walaupun sering sekali disepelekan oleh lawan-lawan mainnya. Terkahir melawan Malaysia dan Vietnam misalkan Indonesia tidak memiliki peluang menang. Bahkan diluar orang-orang di luar lapangan mengkritik pedas pemain-pemain Indonesia dan akhir dari kritik itu bahwa Indonesia tidak akan menang melawan kedua negara itu. Narasi yang di hadirkan cukup pedas, namun itulah menjadi satu bara dan lejutan semangat pemain dan penonton Indonesia dan akhirnya kalimat kesyukuran (Alhamdulillah) menggema.



Hadi Gunawan namanya, atau sering dipanggil dengan nama bang Ahay. Komentator asal Indonesia ini sering menjadikan suasan penonton semakin bersemangat untuk mendukung tim nasional Indonesia. Di piala AFF tahun 2021 ini, bang Ahay adalah satu dari sekian banyak di rindukan oleh penonton yang melihat siara langsung melalui media diluar lapangan, komentar-kometarnya yang hiperbola namun memberikan kekuatan bagi penonton untuk setia mendukung tim nasional Indonesia di sudut-sudut rumah. Pertandingan lebih terhibur dengan komentar-komentasnya, kekalahanpun dalam ucapan bang Ahay menjadi satu kekuatan. 


Kalimat bang Ahay, selalu menghadirkan narasi-narasi diluar pemikiran penonton dan pengamat sepak bola. Bagaimana dengan cerdasnya menggambarkan setiap pemain tim Indonesia dengan gelar-gelar di luar batas  kemampuan guru bahasa Indonesia. Tentunya yang dilakukan bang Ahay ada alasan kuat. Alasan nasionalisme dan patriotisme, karena pastinya komentator menjelma menjadi bagian dari permainan. Apalagi ini yang bermain atas nama negara, segala bentuk kehormatan serta harga diri bangsa dipertaruhkan di mana kemenangan menjadi harga yang tak bisa ditawar lagi. 


Alhamdulillah Kalimat Keimanan

Alhamdulillah, kalimat yang tak luput dari ucapan komentator satu ini tersuarakan dan  menggema di setiap pertandingan tim sepak bola Indonesia berlaga. Laga melawan Malaysia, Vietnam serta Singapura tak putus-putusnya bang Ahay ucapkan.  Kalimat yang menggambarkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kejadian dan hasil yang di raih oleh tim nasional Indonesia. Kalimat motivasi bagi para pemain dan penontot, bahwa semua yang di hasilkan tidak akan lepas dari andilnya kekuatan sang Maha Kuasa. Kalimat pembangkit dan juga obat dari luka dan kekecewaan atas kegagalan. 


Alhamdulullah menggema, dari lisan jujur dan ikhlas dalam rangka menjemput ridha dari Nya. Ini adalah kalimat yang sejatinya manisfestasi dan ekspresi keimanan seroang anak mansia kepada Rabb yang memberikan keadaan baik kepada manusia. 


Bang Ahay telah menjadi layaknya Ustad di area sepak bola di negeri ini. Internalisasi nilai-nilai keIslaman telah di hadirkan oleh seorang komentator tanpa ada rencana sebelumnya, semua hadir secara natural. Bang Ahay telah mengajarkan kepada kita semua bahwa pentingnya mekibatkan nilai ke agamaan dari setiap kegiatan yang dilakukan. Tentu, hal ini dilakukan untuk menjaga semua nilai-nilai kebaikan yang ada pada diri manusia. Komentator yang jauh dari syarat agama, namun seorang Ahay adalah orang yang mendidik kita semua  bahwa dakwa bisa dimana saja. 


Alhamdulillah Kalimat Nasionalis

Kalimat Alhamdulillah seolah menyambut hangat gerakan tangan untuk permohonan kekuatan, memuji kebesaran, kesucian dan ucapan terima kasih kepada sang pemberi kenikmatan. Hal ini dilakuak oleh salah satu pemain nasional Indonesia, yang saat itu didaulat menjadi kapten tim. Kalimat Alhamdulillah, menjadi bingkai atass gerakan sujud serta ucapan  syukur yang dilakukan pemain setelah melesatkan bola ke gawang lawan, tapa melihat apa agama dan keyakinan pemain. Semua mendukung yang dilakukan para pemain, setelah berpelukan dan menebar senyum nasionalis.  


Alhamdulillah menggema dengan indah dari seorang komentator, seperti teriakan takbir yang dilakukam oleh Bung Utomo saat melawan penjajah untuk meraih kemerdekaan. Tanpa berfikir apa agama, suku, ras dan asal pasukan, bung Tomo bertugas untuk membakar semangat para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia saat itu. Semua akan dilakukan, diperjuangkan walupun nyawa sebagai taruhan, begitu dengan sepak bola semua ikhtiar pasti akan dilakukan untuk meraih kemenengan dan mengharumkan nama baik bangsa. Begitupun yang dilakukan oleh komentator, tidak pernah berfikir apa agama dan suku penonton saat itu. Tidak ada yang mepermasalahkan,  bagi penontot dan komentator kemenangan  merupakan bentuk kebanggaan dan ekspresi dari kebahagiaan. 


Inilah toleransi, membiarkan penganut agama menjalan tanpa ada gangguan dari penganut agama lain. Tidak ada saling menyalahkan, bahkan menjadi warna dan kekayaan. Inilah sejatinya Indonesia berbeda namun tetap satu jua, inilah adalah ruh bangsa ini yang menjadi kekuatan tatkala kemerdekaan diproklamirkan. Kejadian ini menjadi satu gambaran dan kondisi multikultural bangsa, di mana ia menghadirkan kekuatan kolektif untuk menghasilakan energi positif jika dirawat dengan baik. Namun jika multikulturalisme ini tidak  dikelola dengan baik, ia akan bisa menjadi ledakan dahsyat yang menghancurkan pilar-pilar kebangsaan bahkan pilar kehidupan. 


Piala AFF 2021 dan komentatornya telah memberikan pendidikan dan pelajaran berharga  bagi kita semua jika kita menyadarinya. Sepak bola menyadarkan diri kita bahwa pentingnya membangun bangsa dan negara dalam bingkai prinsip-prinsip keadilan, toleransi, kerjasama, kerja keras, saling memahami perbedaan dan tetap mengakat kearifan lokal. Akhirnya semoga tim sepak bola nasional Indonesia yang sedang berlaga menjadi juara pada ajang piala AFF tahun 2021. Indonesia Hebat, Indonesia Jaya.*

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.