MENARASI KADER BERKEMAJUAN
Oleh.
Hasbullah
Dosen
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Berkemajuan
merupakan rancangan yang bangun oleh Muhammadiyah dalam menjalankan gerakannya
pada Muktamar tahun 2015. Hal ini tentunya, mempengaruhi semua dimensi gerakan
Muhammadiyah disegala bidang. Aroma berkemjuan harus ada dan disebarkan
keseluruh komponen yang digerakan oleh Muhammadiyah dari pimpinan pusat sampai
pimpinan ranting, majelis dan lembaga serta organisasi otonom. Berkemajuan,
merupakan satu gagas agar Muhammadiyah tetap aktif dan konstruktif dalam
memajukan kehidupan semesta alam dan isinya. Dari sini telihat bahwa kader
Muhammadiyah ada dan hadir bukan saja untuk persyarikatan saja, melainkan ada
agar menjadi sebabnya ada rahmatan
lillalamin. Kader Muhammadiyah bukan saja untuk umat Islam tapi juga
berdaya untuk kelangsungan manusia tanpa melihat siap dan dari mana agama,
suku, jenis kelamin, bangsa dan status sosialnya.
Kader
berkemajuan meniscayakan akan mendukung dalam perwujudkan lahirnya kader Muhammadiyah
yang Islami, cerdas, peka terhadap realitas sosial, dan berkarakter utama.
Sehingganya, kader Muhammadiyah mampu menghadapi persaingan peradaban dan mampu
berkompetansi dalam nyatanya realitas sosial. Kader Muhammadiyah berkemajuan
akan terus berusaha untuk menghidupkan persyarikat menjadi maju, baik di amal usahanya
dan juga maju dalam mentalitas dalam melalukan pencerahan dan pencerdasan
kehidupan untuk mendukung kebaikan dan kebenaran kemanusiaan, tegaknya keadilan
dalam segala bentuk kebijakan serta menyatukan manusia.
Melihat
sejarah, berkemajuan yang di lakukan oleh KH. Ahmad Dahlan menyelesaikan
permasalah yang terjadi saat itu. 1)
kebekuan, kekakuan dan kejumudan pemikiran umat Islam dalam beragama, 2)
keadaan pendidikan Islam, yang hal ini menjadikan penderitaan dan kerusakan
akut umat Islam, dan 3) keterbelakangan kehidupan umat Islam, sehingga umat
Islam jauh tertinggal dengan umat-umat lainnya saat itu. Sehingga KH. Ahmad
Dahlan, dengan kecerdasan pemikiran diarahakan untuk membenahi dan memperbaiki
permasalah tersebut. Usaha yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan yaitu memajukan
agama, pendidikan dan kehidupan sosial masyarkat pribumi tentunya dengan
konsepsi dan pemikiran baru, inilah gerakan berkemajuan Dahlan saat itu.
Siapa kader Berkemajuan itu?
Kader
Muhammadiyah berkemajuan tentunya harus memiliki nilai-nilai kehidupan, baik
itu secara pribadi maupun sosial antara lain: Pertama, nilai religious adalah sejalan antara kata dan perbuatan.
Maka kader ini dituntut bukan hanya kaya retorita kata dan data, melainkan juga
kaya akan aksi nyata. Kedua, memiliki visi dan karakter kuat
yaitu, mengutamakan kepentingan persyarikatan dan umat dari pada kepentingan
pribadi dan golongan. Ketiga, berani
mengambil keputusan strategis serta ikut andil dalam memecahkan masalah-masalah
krusial persyarikatan dan umat. Maka kader Muhammadiyah sudah pasti harus
menguasai media sosial, sehingga kader dengan mudah mengakses segala macam
bentuk perkembangan dunia.
Keempat, mewujudkan kesolidan dalam mengelola Muhammadiyah
penuh dengan kesungguhan dan tanggungjawab. Sehingga kader berkemajuan selalu
siap sedia dengan panggilan Muhamadiyah baik dalam bentuk kegiatan maupun
tenaga. Kelima, kader berkemajuan
tentunya juga akan menjaga kewibaan dan marwah persyarikatan dan juga Islam
dari segala bentuk acaman yang dapat merusaknya. Keenam, kader berkemajuan ini juga tidak akan menduakan
Muhammadiyah, sebagaimana pesan dari KH. Ahmad Dahlan. Karena kader berkemajuan
tidak akan mendahulukan kepentingan pribadi yang ada mengutamakan nilai
kepemimpinan. Ketujuh, kader ini
memiliki strategi untuk melakukan perubahan terhadap persyarikatan untuk
memajukan organisasi, baik secara organisasi maupun gerakan.
Melahirkan Kader Berkemajuan.
Kader
berkemajuan tidak begitu saja hadir, melainkan harus didesain dan disusun
dengan baik dan benar. Hal ini jadi tanggung jawab pesyarikatan dalam hal ini
majelis pendidikan kader, namun secara keseluruhan menjadi tanggung jawab semua
yang ada di Muhammadiyah. Adapun hal-hal yang dapat sebagai berikut: Pertama. Mengadakan perkaderan yang menghidupkan
nalar bicara, fikir dan prilaku. Perkaderan yang membangun mentalitas kritis,
terhadap persoalan kehidupan baik itu persoalan persyarikatan, agama,
kemanusiaan dan kebangsaan. Kader berkemajuan akan terus bergerak, bukan hanya
pada pada narasi kata dan tulisan namun pada karya nyata yang akan dirasakan
langsung oleh masyarakat.
Kedua. Memenuhi kebutuhan
dan pelayanan dasar kader itu. Kebutuhan itu adalah perhatian dan pembinaan
secara berkelanjutan. Salah satu persoalan yang ada di Muhammadiyah terhadap
kader adalah pendampingan dan pembinaan secara kontinyu. Hal inilah mari kita
akui sebagai perkerjaan rumah.Ketiga,
menjamin hak kader. Hak dimaksud adalah hak mendapatkan perkaderan yang layak dan
sesuai dengan kebutuhan persyarikatanm, kehidupan umat dan bangsa, sehingga
mampu menjawan segala persoalan kemanusiaan. Hak perkaderan inilah akan
menegaskan dan menegakkan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, Dakwah dan
Tajdid. Dari sini juga akan terlahir kader yang memiliki sumberdaya manusia
seutuhnya manusia.
Keempat. Muhamamdiyah
sebagai persyarikatan harus juga menjaga kadernya dengan cara memperkaya
jaringan. Potensi kader sejak dini harus dipetakan, sehingga sebagai organisasi
perkaderan Muhammadiyah akan bisa melihat masalah dan kemajuan yang tejadi di
dalam kaderisasi. Selian itu juga kader tidak terjebak pada satu potensi saja. Kelima. Menyusun sistem jaringan perekonomian
kader, dalam hal ini jelasnya bahwa bagaiman Muhammadiyah bisa membangun akses jaringan
ekonomi untuk seluruh kader dengan hal ini akan bisa membangun kemandirian
kader. Sehingga kader bisa membangun diri secara sendiri dan mengembangkan
organisasi jauh dari ketergantungan.
Tidak ada komentar: