Seri Profetika Qur'an: Terapi Bahagia adalah kepasrahan (Islam)
Oleh
Dr. Samson Fajar, M.Sos.I
Pimpinan PPA Imadul Bilad Metro
Allah SWT berfirman:
" (Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedangkan ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Al Baqarah ayat 112)
Banyak manusia mencari kebahagiaan dengan berbagai macam cara. Banyak treatment agar dirinya mencapai kebahagiaan. Ada kebahagiaan dengan pola pendekatan biologis, mereka akan merasa bahagia ketika dalam kesulitan, kerisauan dan kegalauannya dengan melampiaskan syahwatnya. Inilah yang sering terjadi pada orang-orang kaya, elitis yang jauh dari agama.
Ada yang mencari bahagia dengan menyalurkan hobinya. Ketika mereka mendapatkan Masalah maka mereka menghabiskan waktu untuk memenuhi hobi mereka. Main golf, main burung, track mobil atau motor, atau naik gunung.
Ada yang mereka mencari kebahagiaan dengan bersantai ria, bermusik ria, ngopi ria dengn kawan kawannya, sehingga waktu habis dan maslahnya terlupakan, bahkan kadang harus meminum alkohol dan ekstasi.
Bagi akademisi kebahagiaan akan mereka dapatkan dengan menghabiskan waktu dengan diskusi, meneliti dan menulis diperpustakaan dan sebagainya.
Bagi sebuah keluarga akan mendapatkan kebahagiaan dengan membersamai anak istri jalan jalan, makan bersama atau bersenda gurau. Semua itu hanya cara meraih kebahagiaan.
Akan tetapi cara itu adalah sekali lagi, pendekatan yang sifatnya inderawi, psikologis, biologis.
Al Qur'an mengajarkan cara meraih kebahagiaan dengan kepasrahan total (Islam). Memasrahkan diri kepada Allah SWT dengan segala keridhoan dirinya akan keputusan Allah swt.
Kepasrahan total akan melahirkan kebaikan, dan menjadikan manusia hilang rasa takut dan sedihnya. Mengapa ???
Yang pertama, karena pasrah adalah keyakinan tertinggi Allah SWT mengatur hamba-Nya.
Orang yang pasrah kepada Allah adalah orang yang yakin bahwa semua telah di atur oleh Allah swt. Sehingga dia hanya ridho dengan aturan Allah swt. Segala yang terjadi pada dirinya tidak lepas dari hukum Allah swt. Sehingga keyakinan ini akan menjadikan dirinya bahagia, karena apapun yang terjadi adalah aturan Allah yang harus dia ikuti.
Mengikuti aturan main Allah adalah ketaatan, dengan hal itu akan menghadirkan kebaikan, pahala di sisi Allah swt.
Yang kedua, keyakinan tertinggi bahwa keputusan Allah adalah terbaik.
Kepasrahan kepada Allah akan melahirkan keyakinan bahwa keputusan Allah adalah terbaik. Semua keputusan, baik yang membuat kita tersenyum atau menangis adalah kebaikan. Sehingga kita tidak akan bersedih. Jika keputusan itu membuat kita tersenyum, maka itu adalah latihan syukur. Jika membuat menangis maka melatih kesabaran diri kita. Demikian sifat orang beriman yang tidak akan ada sedih sedikit pun.
Yang ketiga, keyakinan bahwa Allah akan selalu memberi pahala kebaikan
Setiap keputusan Allah adalah berbuah pahala. Semakin berat keputusan Allah, yang menghadirkan air mata yang tiada henti, bahkan logika kita menganggap itu adalah musibah, ternyata itu berbuah pahala yang sangat besar, berbeda dengan keputusan yang membuat kita selalu senyum.
Para nabi ulum Azmi adalah mereka yang mendapatkan ujian terbesar, maka mereka disebut Ulul Azmi, sehingga mereka mendapatkan derajat yang sangat tinggi disisi Allah SWT. Sehingga tidak ada celah sedih dalam menerima keputusan Allah SWT.
Insan profetis adalah mereka yang selalu pasrah, bersandar kepada Allah SWT, sehingga mereka tidak ada sedikitpun sedih dan khawatir. Karena mereka berada pada tauhid yg tinggi.
Tidak ada komentar: